ANALISIS FILM "DANGEROUS MIND"
Dangerous
Mind,
film ini menceritakan tentang kehidupan di sekolah tentang murid-murid kelas
khusus yang sekolahnya bernama Parkmount High School. Kelas khusus ini
diartikan sebagai kelas yang semangat, energik, dan menantang sehingga para guru yang pernah mengajar di kelas
tersebut sampai tidak bisa bertahan lama karena tidak sanggup dalam menangani
kelas khusus dan bahkan salah satu guru sampai ada yang mengalami gangguan
jiwa. Film ini bermula dari seorang perempuan bernama Mrs. Johnson seorang
mantan pasukan marinir yang melamar menjadi seorang guru dan langsung diterima
di Parkmount High School . Pada awalnya Mrs. Johnson terkejut karena langsung
diterima menjadi seorang guru tetap dengan tawaran gaji 24.700 dollar, kemudian
di beri amanah untuk mengajar di kelas khusus. Dengan perasaan senang Mrs.
Johnson menceritakan kepada temanya yaitu Tn. Griffith salah satu guru di
Parkmount High School bahwa ia diterima dan akan mengajar di kelas khusus yang
ia pikir kelas anak-anak yang cerdas.
Tn. Griffith merasa terkejut setelah mendengar Mrs. Johnson akan mengajar di
kelas khusus dan ingin memberitahu bahwa kelas khusus merupakan kelas yang
nakal, susah diatur dan tak punya sopan santun. Dengan rasa percaya diri Mrs.
Johnson memasuki ruangan kelas, betapa terkejutnya Mrs. Johnson karena ia tidak
dihiraukan sama sekali sama murid di kelas tersebut lalu Mrs. Johnson mencari
perhatian dengan bertanya mengenai Mrs. Shepperd (guru sebelumnya) akan tetapi ia malah di tertawakan oleh
seluruh kelas dan di lecehkan dengan salah satu muridnya yang bernama Emilio
Ramirez yang dianggap sebagai murid yang berpengaruh di kelas tersebut
(penguasa). Dengan muka penuh kecewa Mrs. Johnson meninggalkan kelas dan menemui
Tn. Griffith dengan meceritakan kekecewaanya, ia merasa putus asa untuk mengajar
kelas khusus namun Tn. Griffith memberi semangat dan memberikan saran dalam
pengajaranya supaya Mrs. Johnson mencari perhatian murid. Hari berganti malam
Mrs. Johnson membaca buku-buku miliknya dan berfikir bagaimana cara menghadapi
dan menangani muridnya.
Pada hari berikutnya Mrs. Johnson
mengajar dengan berpenampilan coboy dan berangkat lebih awal dari muridnya,
dengan bergaya kaki diletakan diatas meja dan mengamati para muridnya yang
berdatangan. Setelah semua murid masuk Mrs.
Johnson memperkenalkan diri sebagai mantan anggota marinir AS dan memutuskan
untuk mengajari karate pada pengajaran pertama dan murid-murid mulai memperhatikan
hal tersebut, dua orang murid bernama Durell dan Raul ditunjuk maju kedepan untuk
mempraktikan karate lalu Mrs. Johnson mengajarkan Teknik karate yang benar.
Dengan mudahnya Mrs. Johnson memberikan nilai A kepada semua siswa akan tetapi
mereka harus berusaha untuk mempertahankanya hingga mereka bisa lulus. Perhatian
yang Mrs. Johnson terima di gunakan untuk mengajarkan jenis
kata,konjugasi kata, makna kata dan makna kalimat. Topik yang dipilih oleh Mrs.
Johnson berdekatan dengan apa yang sehari-hari harus dihadapi oleh murid-murid
dengan lingkungan yang kental dengan kekerasan, seperti memilih, kematian,
mengendalikan hidup dan memilih dalam menghadapi hidup dan kematian.
Keberhasilan Mrs. Johnson dalam menarik perhatian dengan mengajarkan teknik
karate mendapat teguran dari pihak kepala sekolah karena dianggap tidak sesuai dengan kurikulum. Mrs. Johnson
meneruskan usahanya mengajarkan tentang kata dan penggunaanya dengan memberikan
hadiah berupa coklat kepada murid yang dapat menjawab atau menjelaskan dengan
benar, kemudian Mrs. Johnson memberikan tantangan utnuk memahami sebuah puisi.
Bila mereka dapat membaca puisi maka mereka dapat membaca apa saja. Mrs.
Johnson memberikan tugas berupa puisi untuk membaca dan memahami satu puisi
dengan janji, bila mereka berhasil mereka semua akan dibawa ke tempat terjun
playing tertinggi, arena bermain dengan roller coaster terbesar dan hot dogter
lezat terbaik di dunia mereka tidak harus membayar sepeserpun. Mrs. Johnson berpura-pura
mengatakan bahwa biayanya akan dibayar oleh Dewan Pendidikan padahal semuanya
ditanggung Mrs. Johnson sendiri. Dengan lancangnya Emilio berkata bahwa semua
perkataan Mrs. Johnson itu omong kosong, karena Dewan Pendidikan selama ini
tidak pernah membantu mereka. Mrs. Johnson menyesal melihat keadaan siswanya.
Kemudian dia menyuruh Durrell membaca empat baris pertama puisi, namun dia tidak mau membacanya. Saat kelas berakhir, salah seorang siswa berharap bahwakata-katanya
bukan suatu kebohongan. Kemudian Callie memberitahu Mrs. Johnson bahwa jika
kelasnya mau patuh, Mrs. Johnson harus terlebih dahulu menundukkan Emilio.
Keesokan harinya, para siswa membaca puisi yang menyebutkan tentang pemain
tamborin.Salah seorang siswa bertanya apa artinya, kemudian Mrs. Johnson
menyebutkan bahwa itu sandi tentang pengedar narkotika. Para siswa memberi
jawaban mereka masing-masing lalu Mrs. Johnson bertanya bagaimana pendapat
Emilio dan ia menjawab itu terlalu pribadi untuk dibicarakan.